Wednesday 6 January 2016

Berdamai dengan Diri Sendiri

Manusia adalah mahkluk sosial, butuh bersosialisasi dengan  manusia lainnya. Untuk bisa bersosialisasi dengan baik dengan orang lain, setiap orang harus terlebih dahulu berdamai dengan diri sendiri. Secara teori berdamai dengan diri sendiri ini dianggap mudah tapi dalam prakteknya selalu susah hal ini dilatarbelakangi seseorang paling sulit menghadapi kelemahan atau kekurangan yang ada dalam dirinya. Tidak sedikit yang terpuruk hingga depresi karena terus meratapi kekurangan yang ada dalam dirinya. Padahal meratapi kekurangan terus menerus tidak akan membawa seseorang kemana-mana. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan supaya bisa berdamai dengan diri sendiri yaitu:


-      Menerima kenyataan yang ada.

Terima diri anda seutuhnya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Ada rencana Tuhan yang indah dalam hidupmu. Mungkin banyak diantara kita yang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dalam segala. Merasa lebih jelek, lebih gemuk, kurang pintar, miskin, tidak segaul orang lain. Ya, setiap orang memiliki kekurangan masing-masing. Tidak ada yang sempurna. Cara kita menerima kekurangan itu yang membuat jadi sempurna. Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Mulai terima kenyataan yang ada dan memperbaiki kenyataan yang ada. Akan susah untuk memperbaiki kenyataan yang ada apabila kita tidak menerima kenyataan yang ada.


-      Besyukur atas kenyataan yang ada.

Bersyukur itu sangat indah. Fokus pada dampak positif keadaan yang ada. Bukan malah mengutuki seandainya begini atau begitu. Tapi tetap memandang positif suatu hal yang terjadi meskipun yang telah terjadi itu pada kenyataan lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan dampak positifnya.

Terlalu banyak contoh disekitar kita yang bisa kita jadikan alasan bagi kita untuk lebih bisa mensyukuri hidup kita. Untuk kebutuhan pokok seperti makan dan minum aja, banyak orang yang harus mencari di tong sampah dan tak sedikit yang mengemis di jalanan menungu rasa kasihan orang.


-      Memaafkan kenyataan yang ada.

Kenyataan memang tak selamanya indah terkadang pahit. Banyak kenyataan yang membuat kita menjadi trauma. Misalnya ditinggalkan oleh orang yang kita cintai sebut saja Ibu. Ibu yang telah melahirkan kita, memberikan cinta kasihnya kepada kita. yang rela menahan jauh-jauh keinginannya sediri demi kebahagian kita, rela begadang ketika kita sakit. Rela menyediakan waktunya mendengarkan keluh kesah kita, yang tanpa kita sadari terkadang kita menyakiti hatinya tapi tetap dengan lemah lembut mengajari kita tentang kehidupan ini. Kenyaatan pahit ditinggal oleh seorang Ibu bisa memporak-poranda dunia seorang anak. Kehilangan motivasi untuk hidup, panutan hidup, tempat bercerita, tempat berbagi tentang dunia ini, seolah dunianya runtuh. Tak ada lagi hal indah menurutnya, tada ada lagi hal yang perlu untuk dikejar, tak ada lagi sesuatu yang perlu untuk dilakukan, tak ada lg rencana-rencana yang perlu disusun karena smua harapannya hilang bersama perginya orang terkasih. Merasa bersalah atas keadaan yang ada. Mulai berpikir seandainya dulu begini seandainya dulu begitu mungkin Ibu yang kita sayang tidak akan meninggalkan kita untuk selamanya. Rasa bersalah yang selalu menghantui membuat kita stuck tidak bergerak kemana-mana. Kenyataan memang pahit dan sungguh sangat pahit. Tapi kenyataan tetaplah kenyataan, kita tidak bisa mengubahnya menjadi mimpi. Kita tetap harus menghadapinya. Cobalah untuk memaafkan keadaan yang ada. Ampuni segala keadaan-keadaan menjadikan duniamu runtuh. Tidak ada hal didunia ini yang bisa kita kontrol.


-      Membuka diri atas kenyataan yang ada.

Berhentilah menutup diri kita dari kenyataan yang ada. Banyak hal yang ada disekita kita, baik itu yang perlu untuk membangun karakter atau kepribadian kita atau hanya sebagai pelajaran bagi kita. Mari kita fokuskan membuka diri kita pada hal-hal yang postif. Sebaliknya kita singkirkan hal-hal yang negatif. Ketika ada orang lain yang rela memberikan waktunya kepada kita dan rela berpikir keras untuk memberikan saran kepada kita itu menandakan orang tadi adalah orang yang care sama kita dan mendorong kita kearah yang positif.