Sunday 19 December 2010

Sejarah Marga Marpaung


Dikisah nenek moyang suku Batak adalah bernama Si Raja Batak yang menurut legenda lahir dari keturunan dewata. Ibu anak itu, bernama Si Boru Deak Parujar yang diperintahkan Dewa tertinggi, Debata Muajadi Nabolon untuk menciptakan bumi. Setelah menciptakannya ia pergi ke Sianjur Mula-mula, di gunung Pusuk Buhit di jajaran pegunungan Bukit Barisan di tepi Danau Toba nan indah dan berdiam di sana. Orang Batak memandangnya sebagai tempat asal mula seluruh bangsa Batak.
Si Raja Batak mempunyai dua orang putera yaitu :
1.      Guru Tatea Bulan
2.      Raja Isumbaon

Semua keturunan Si Raja Batak dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu:
1.      Turunan Guru Tatea Bulan (golongan Bulan) = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga golongan Hula-hula = Marga Lontung.
2.      Turunan Raja Isumbaon (golongan Matahari) = Golongan Laki-laki. Disebut juga Golongan Boru = Marga Sumba.

Kedua lambang tersebut dilambangkan dalam bendera Batak (bendara Sisingamangaraja) dengan gambar Bulan dan Matahari.

GURU TATEA BULAN
Dari istrinya yang bernama Si Boru Baso Bburning, Guru Tatea Bulan memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri, yaitu :
1.      Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng), tanpa keturunan
2.      Tuan Sariburaja (keturunannya Pasaribu)
3.      Limbong Mulana (keturunannya Limbong).
4.      Sagala Raja (keturunannya Sagala)
5.      Silau Raja (keturunannnya Malau, Manik, Ambarita dan Gurning)

b. Putri:
1.      Si Boru Pareme (kawin dengan Tuan Sariburaja, ibotona)
2.      Si Boru Anting Sabungan, kawin dengan Tuan Sorimangaraja, putra Raja Isombaon
3.      Si Boru Biding Laut, (Diyakini sebagai Nyi Roro Kidul)
4.      Si Boru Nan Tinjo (tidak kawin).


RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON)
Raja Isumbaon yang artinya raja disembah. Raja Isombaon mempunyai tiga orang putera yaitu :
  1. Tuan Sorimangaraja
  2. Raja Asi-Asi
  3. Sangkar Somarlindang
TUAN SORIMANGARAJA
Tuan Sorimangaraja adalah satu-satunya putera Raja Isombaon yang tinggal di Pusuk Buhit sedangkan Raja Asi-Asi dan Sangkar Somalindang pergi meninggalkan bona pasogit sebelum kawin sehingga tidak diketahui keturunannya.
Tuan Sorimangaraja mempunyai tiga orang istri dan dari masing-masing istri memperoleh satu anak putera yaitu :

  1. Tuan Sorba Dijulu (Ompu Nabolon) gelar Nai Ambaton hasil perkawinan dengan Si Boru Anting Malela (Sabungan) puteri kedua dari Guru Tatea Bulan,
  2. Tuan Sorba Dijae (Raja Mangarerak) gelar Nai Rasaon hasil perkawinan dengan Si Boru Biding Laut puteri ketiga dari Guru Tatea Bulan.
  3. Tuan Sorba Dibanua gelar Nai Suanon hasil perkawinan dengan Si Boru Sanggul Haomasan.
NAI SUANON (Tuan Sorba Dibanua)
Nama (gelar) putra ketiga dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri ketiga Tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Suanon. Nama sebenarnya ialah Tuan Sorbadibanua, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai Tuan Sorba Dibanua.
Tuan Sorba Dibanua, mempunyai dua orang istri dan memperoleh 8 orang putra.Dari istri pertama (putri Sariburaja):
1.      Si Bagot Ni Pohan, keturunannya bermarga Pohan.
2.      Si Paet Tua.
3.      Si Lahi Sabungan, keturunannya bermarga Silalahi.
4.      Si Raja Oloan.
5.      Si Raja Huta Lima.

Dari istri kedua (Boru Sibasopaet, putri Mojopahit) :
a.       Si Raja Sumba.
b.      Si Raja Sobu.
c.       Toga Naipospos, keturunannya bermarga Naipospos.

Keluarga Tuan Sorbadibanua bermukim di Lobu Parserahan - Balige.
Keturunana Tuan Sorba Dibanua berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih dari 100
marga hingga dewasa ini.

Keturunan Si Bagot ni pohan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1.      Tampubolon, Barimbing, Silaen.
2.      Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Nasution.
3.      Panjaitan, Siagian, Silitonga, Sianipar, Pardosi.
4.      Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede.

No comments:

Post a Comment